Sebuah taun, sebuah kota, dalamnya isi cerita.
Iya, 2014 adalah tahun terberat saya. Berat.
Januari lalu di saat seseorang merayakan ultah saya yang sempurna, seseorang lain menghancurkan itu dalam waktu 15 menit.
Lalu skrg sudah Januari lagi, mendekati hari dimana saya ada di 25 th.
That was a hard moment, hard breakup, the particular that makes you feel so Numb.
Tuhan kasih saya awal 2014 dengan rasa hati yg hancur lebur berkeping2. Bahwasanya sekeras2nya usaha kita ga selamanya akan berhasil.
Lalu saya baca ini :
Waktu itu saya berusaha bangkit ditengah "renovasi hati"
"saya salah apa sih?"
"saya kurang apa?"
Orang bilang mungkin waktunya yg gak tepat. Saya bilang bukan. Waktu tidak pernah salah. Tepat tidaknya waktu kita yg tentukan. Saya bilang bahwa saya yg salah membuang waktu utk hal yg dari awal sudah jelas sulit utk disatukan. Saya garis bawahi DARI AWAL.
Di dunia ini banyak org yg berjuang di relationship mereka yg keras, entah beda agama, prinsip, budaya, etc tapi berhasil dg segala cara. Saya mungkin bukan salah satunya.
Mungkin karena saya org yg ingin kepastian, bukan angan-angan. Dan mungkin juga saya ga bisa menunggu lagi.
"Ini gue banyak jodohin orang ampe jadian... nikah... apa kayak kutukan, relationship gue jd complicated?" Ada pikiran begitu disaat org2 yg saya kenalkan satu sama lain menikah di tahun ini.
I was so uncomfort with my self. Sakit hati itu merusak kamu. Klo km ga sembuhin diri sendiri, lelaki yg lalu lalang di 2014 ga akan satupun sanggup.
Enough. Finally memutuskan untuk. "Stop lah. I choose to be happy whatever i must keep it alone."
Lalu di penghujung akhir 2014, mungkin Allah kasih saya hadiah. Penutup manis untuk awal tahun yg kelam. Kadonya mungkin ga sesempurna kisah cinta pada pandangan pertama. Ga sesempurna bayangan seorang lelaki di usia sama dg impian sama spt sebelumnya.
Allah kasih hal manis untuk sempurnakan hidup saya kembali. Seseorang yg diluar ekspektasi rasa. Yg hanya teman biasa yg saya anggap partner-becandaan-ngawur.
Sebuah kotak pandora. Itu berisi harapan. Tentu kamu berharap setelah kamu sendiri siap menjalani. Saya ketemu kotak pandora saya disaat sudah berdamai dengan hati sendiri.
Seorang perempuan ketika rencananya sudah hancur melebur, dia bisa bangkit. Tapi menata harapannya lagi, mungkin butuh waktu bertahun2. Saya menemukan kotak pandora itu di akhir taun.
Kotak pandoranya mungkin masih rapuh, tapi ia siap utk dikuatkan. Agar harapan makin besar dan berujung pada realita.
Seperti aku pernah bilang, yg sulit bukan memulai, tapi bertahan pada pilihanmu. Bertahan di saat kamu dan dia banyak perbedaan.
Kalau kata orangtua, hal paling sensitif dalam berumah tangga adalah finance, segala sesuatu harus diatur oleh yg bisa dipercaya. Maka carilah pasangan yg bs dipercaya. Yang bahkan tau kamu semuanya, yang bahkan sisi jahatmu nampakpun, ia tetap stay disana.
Thats the real commitment. Yg justru ga bisa dibeli dengan uang atau emas 24 karat.
I choose to be happy, whatever it takes in 2015. For whatever reason to opened my pandora box. You set your goal of life.
Kotak pandoranya memang belum bisa dibuka. Karena isinya masih misteri. Ujungnya pun masih di depan blm bisa diprediksi. Tapi disitu ada harapan. Sebuah harapan baik yg akan irreplaceable.
Kalau aku bilang, jodoh di tangan Tuhan. Maka kamu ga perlu mendekat ke orang lain, tapi tinggal mendekatlah ke Tuhan kamu utk membuat harapanmu nyata: For choosing my best mate to accompany me whole of life. Terbaik bagi kamu ditentukan Dia. Karena cuma dia yg sbnrnya tau tipe yg akan bertahan dg kamu seperti apa.
Kalau saya, maunya di dalam kotak pandora saya ada dia. Dia yg sudah Allah sempurnakan utk saya. Yang sudah lepas dari dosa masa lalu. Begitupula sebaliknya.
Meyakini bahwa cinta itu membuat orang menjadi lebih baik lagi, memperbaiki apa yg buruk. Meningkatkan potensi masing kamu. Menjalani suatu hal yg bermanfaat utk ke depan.
Skrg sudah mau ke Januari lagi. Januari yg saya sambut dg hati berbinar krn saya mau melangkah ke satu tahap di kotak pandora saya. Yang saya akan lakukan terbaik yg saya bisa. Dg menggunakan logika saya agar tidak seperti tahun dan tahun yg lalu.
Good bye my saddest year in 2014, Welcome my January 2015 :)
0 komentar:
Post a Comment