again so a long time not writing my review of cosmetic, anyway i still research a product of hair and face but it cant be so fastly to show.
Iya deh, di tengah banyaknya kegiatan di awal tahun ini blm sempet nulis apa yg pengen ditulis, meski sebenarnya rindu, ya, rindu utk menulis.
Karena memang tangan ini udah terbiasa ngungkapin isi hati dan pikiran lewat tulisan yg mana tulisan itu merefleksikan seseorang.
Dan meski terkadang seseorang terlihat berbeda ketika bicara dg menulis. Karena menulis itu hakikatnya sisi lain dari diri kamu, entah melankolis entah plegmatis, atau koleris.
Iya kadang kangen lagi bikinsebuah cerpen yg bisa selesai 5 jam di cafe sambil bawa laptop. Inspirasi datang dari mana saja, dan biasanya aku.. kalau mau menulis sebuah cerita ga mau diganggu dalam rentang waktu itu. Rasanya spt ada yg membuncah keluar di kepala dan harus segera dikeluarkan jd sebuah cerita. Dan meski , meskipun sebuah crt fiktif dg akhir yg happy end.
Dan iya ga perlu sebuah publikasi utk karya yg memang dicetak hanya dr dalam pikiran, karena komersialitas bukan makananku. Mungkin ga sebegitu profesional ya utk menulis apa yg sebenarnya ga ada di kepala tapi keburu deadline, seperti papa mungkin.
(Saat aku lagi nulis ini ada sales datang ke meja dan lagi2 ini sales resek yg nyebelin yg suka ganggu akseptasi analis, yg pertanyaannya kenapa kenapa kenapa tp ga mudeng kalo dikasi penjelasan)
Hffh.. aku berusaha ngejaga mulut aku dari kalimat kasar atau kotor, supaya nanti keturunan aku bisa lebih baik dari pada aku. Jadi tiap aku sebel sama orang, aku usahain nulis di suatu tempat dan aku hapus setelah reda amarah.
Rasanya ya.. kalo untuk diri sendiri ga punya self improvement, kamu ga akan bisa membentuk pribadi kecil yang masih suci.. seperti anak2.
Untuk ngurusin diri sendiri aja ga bener, gimana mau bikin diri sendiri versi junior? Mendidik kan ga cuma ngasi makan, ngasi uang, tapi jadi guru yg meski ga mengajari tiap hari terlihat bahwa jangan membuat kesalahan di depan mereka. Kalopun salah jangan pernah malu utk berkata maaf. Krn maaf bukan gengsi, maaf itu hati. Hati yg keras ga akan bs minta maaf atau memaafkan, ngerasa salah aja enggak.
Ada fase dimana rasanya kita btuh introspeksi. Sama kayak biasanya kita makan biasa, tetiba pengen makan yg spesial, ada fasenya.
Setelah introspeksi, mungkin ga banyak perubahan yg bisa dibuat, tapi sedikit demi sedikit kita sadar bahwa yang ini perlu dibenerin, yang itu perlu dilurusin.
Tutur kata, perbuatan, pola pikir.... buat jadi lebih dewasa. Aku masih blm tau bagaimana cara org berpikir dewasa, dan mungkin kedewasaan diukur dari orang lain ya. Bukan dr diri sendiri. Bisa jadi km dewasa utk si A tapi tidak sesuai dg parameter B.
Ga perlu juga sih orang yg pinter ngomong utk menunjukkan cara dia dewasa, karena kadang cara bicara itu adalah "keahlian" bukan sesuatu yg sebenarnya.
Aku lebih menghargai orang yg apa adanya drpd yg pinter bijak bicara tapi di belakang masih main aneh2, masih neko2 sama komunitas diluar yg kita tau, dan banyak lagi. Itu mungkin yg bs disebut munafik yah? Tapi ga bisa sih bilang sesuatu munafik, karena kita sendiri bukan pribadi sempurna.
dan ini 2015, udah triwulan dari tahun 2015, absolutely respect for this year. Udah berjanji bahwa taun ini harus lebih baik dr tahun kemarin. Tahun kemarin udah kayak gitu kan ya?
Emang sih, i'm overthinking person. Typically.
Aku pengen hidup dg tujuan yg ga melenceng dari niat awal. Memperbaiki diri supaya nantinya si junior bs jadi yg lebih baik drpada aku.
And it's a must.
Dan yang pasti aku ga bisa berjalan sendirian, i need the one to lead me in a better place.
White rabbit cant play in a play yard so often, they need to play in a best place for reminding that life is about two of them. Life is practical.
and i particullary ON.
Whatever, i need an improvement better than last year.
0 komentar:
Post a Comment